Produksi dan pembuangan kain poliester oxford menimbulkan beberapa masalah lingkungan utama:
1. Konsumsi Sumber Daya
Produksi: Poliester berasal dari minyak bumi, sumber daya tak terbarukan. Ekstraksi dan pengolahan minyak bumi memerlukan energi yang signifikan dan berkontribusi terhadap penipisan sumber daya.
Penggunaan Air: Produksi kain poliester melibatkan banyak penggunaan air, terutama selama proses pewarnaan dan penyelesaian akhir, yang dapat berdampak pada sumber daya air setempat.
2. Penggunaan Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca
Permintaan Energi Tinggi: Produksi poliester memerlukan banyak energi, melibatkan suhu tinggi dan proses kimia. Hal ini berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang besar dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Jejak Karbon: Energi yang digunakan dalam produksi poliester seringkali berasal dari bahan bakar fosil, sehingga semakin meningkatkan jejak karbonnya.
3. Penggunaan Bahan Kimia
Pencelupan dan Penyelesaian: Proses yang digunakan untuk mewarnai dan menyelesaikan kain poliester sering kali melibatkan bahan kimia berbahaya, termasuk pewarna dan pelapis anti air. Bahan kimia ini bisa berbahaya jika masuk ke saluran air melalui pembuangan air limbah.
Air Limbah: Air limbah yang dihasilkan dari proses ini dapat mengandung polutan yang mungkin tidak diolah sepenuhnya sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Polusi Mikroplastik
Penumpahan: Serat poliester dapat melepaskan mikroplastik selama pencucian dan pemakaian. Mikroplastik ini merupakan partikel kecil yang dapat masuk ke saluran air sehingga berbahaya bagi kehidupan akuatik dan pada akhirnya dapat memasuki rantai makanan.
Persistensi: Mikroplastik bertahan lama di lingkungan, berkontribusi terhadap polusi dan kerusakan ekologi.
5. Non-Biodegradabilitas
Waktu Dekomposisi yang Lama: Kain poliester oxford tidak mudah terurai. Poliester memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah, sehingga berkontribusi terhadap akumulasi limbah jangka panjang.
Dampak TPA: Saat poliester terurai, poliester dapat melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam tanah dan air tanah, sehingga berpotensi mempengaruhi ekosistem dan kesehatan manusia.
6. Tantangan Daur Ulang
Proses Daur Ulang: Meskipun poliester secara teknis dapat didaur ulang, prosesnya bisa jadi rumit dan tidak semua kain poliester cocok untuk didaur ulang. Kontaminasi dengan bahan atau pelapis lain dapat mempersulit proses daur ulang.
Infrastruktur yang Terbatas: Infrastruktur untuk mendaur ulang poliester tidak tersedia secara universal, sehingga sulit untuk memastikan bahwa kain poliester oxford yang dibuang dapat didaur ulang secara efektif.
7. Pelepasan Microfiber
Pencucian: Selama pencucian, kain poliester dapat melepaskan serat mikro ke dalam air, yang berkontribusi terhadap polusi laut. Serat mikro ini sulit disaring di instalasi pengolahan air limbah dan dapat membahayakan kehidupan laut.
Mengatasi Kekhawatiran
Praktik Berkelanjutan: Untuk memitigasi masalah ini, terdapat penekanan yang semakin besar pada pengembangan praktik yang lebih berkelanjutan, seperti penggunaan poliester daur ulang (rPET), meningkatkan efisiensi air dan energi dalam produksi, dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
Inovasi: Kemajuan teknologi tekstil dan bahan-bahan alternatif sedang dieksplorasi untuk mengurangi dampak lingkungan dari kain poliester dan meningkatkan pembuangan akhir masa pakainya.
Mengatasi permasalahan lingkungan ini melibatkan kombinasi praktik produksi yang lebih baik, teknologi daur ulang yang lebih baik, dan kesadaran konsumen tentang dampak siklus hidup produk poliester.